Minggu, 06 November 2011

Teks Khutbah Dr. Anton Tabah

Berikut ini, teks khutbah Idul Adha di Perumahan Pondok Sukmajaya, Kota Depok 16412 yang disampaikan oleh Bp. Brigjen. Pol. Dr. H. Anton Tabah (Staf Ahli Kapolri).

 
Khotbah Idul Adha 1432 H.
Di Depok Jawa Barat, 6 Nopember 2011
CARA EFEKTIF MEMBASMI
KORUPSI DAN RADIKALISASI
Oleh : DR Anton Tabah **)

 Segala puji kita persembahkan kepada Allah, yang telah mengutus Nabi Muhammad Saw sebagai utusan akhir zaman membawa agama yang benar penyempurna agama-agama terdahulu dan dengan wahyu AlQur’an untuk memberi kabar gembira (surga) bagi orang-orang yang beriman pada alQur’an dan memberi kabar duka (neraka) bagi orang-orang yang berkata bahwa Allah punya putra. (Surat Alkahfi ayat 4)
Hari ini umat Islam sedunia merayakan hari raya Idul Adha/Idul qurban simbol cinta manusia kepada Allah diatas segalanya. Ajaran Cinta kepada Allah diatas segalanya; menjadi makin penting difahami ketika manusia kehilangan jatidiri dan substansinya sebagai manusia karena tak lagi mendominankan Tuhan dalam hidup. Yang dominan sifat hedonis, realistis, materialistis dan individualistis. Saking individualistisnya tak tahu jika ada pembunuhan di rumah tetangga yang hanya bersekat tembok
Idul Adha sebuah re-edukasi tentang substansi manusia ketika Allah memerintahkan Ibrahim mengorbankan sesuatu yang sangat dicintai sebagai implementasi iman sekaligus ujian cintanya kepada Allah.
Ibrahim adalah simbol manusia sempurna yang cinta kepada Allah melebihi cintanya pada apapun. Ibrahim simbol manusia genius pemberani demokratis tidak otoriter mengutamakan dialog baik pada keluarga ketika minta pendapat putranya (Ismail) tentang perintah Allah untuk mengorbankannya dan dialog kepada masyarakat ketika mengajak menyembah Allah Yang Esa. Juga dialog intra persona ketika mencari Tuhan.
Dari sekian dialog, dialog dengan masyarakat bisa kita jadikan pelajaran. Ibrahim bertanya “Kenapa menyembah berhala yang tak berakalbudi?”. Mereka menjawab, “kami cuma ikuti cara ibadah nenek moyang kami”. Ibrahim menjawab, “ibadah yang ikut-ikutan tanpa ilmu sangat dibenci oleh Allah dan Rosulnya. Ajaran Ibrahim ini sangat lekat persamaan dengan ajaran Muhammad SAW, sehingga setiap sholawat dalam sholat kita selalu berdoa untuk dua Nabi agung ini. Begitu pula larangan ikut-ikutan dalam ibadah tanpa mengetahui ilmunya. Dalam Islam disebut ”taqlid” terlarang. Sesuai firman Allah dalam surat Isro’ ayat 36.



 Artinya; Jangan kau kerjakan (agama) jika belum tahu ilmunya karena pendengaran, penglihatan dan pemahaman agama akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah.

Belajar ilmu agama hukumnya wajib ain, tak boleh diwakilkan. Hadis: ”Tholabul’ilmifaridhotunalakullimusliminwamuslimat” Ilmu apa yang wajib bagi setiap Muslim? yaitu; ayatun muhkamah (Qur’an) sunatun muttaba’ah (Hadis) Memahami ilmu Qur’an dan Hadis adalah fardhu ain. (QS.VII/179) Relevan dengan hadis ”jika seseorang dikehendaki menjadi orang baik, ia difahamkan pada agama.” Sedang memahami ilmu-ilmu selain Qur’an dan Hadis hukumnya fardhu kifayah (keterwakilan).
Ismail, lambang kebendaan materi duniawi, harus dikesampingkan ketika seorang telah berikrar beriman dan bertaqwa pada Allah agar manusia tidak cinta dunia melebihi cintanya pada Allah. Ismail lambang kebendaan duniawi yang justru dikejar-kejar oleh manusia seperti sabda Nabi SAW; hancur manusia jika cinta dunia dan takut kehilangan “DUNIA”
Ismail-Ismail itu bisa berupa harta, perusahaan, kekuasaan, rumah, jabatan, keluarga, anak dan lain-lain yang mereka lebih cintai dr pada Allah dan Rasulnya. Inilah makna “hubbuddun-ya” akar masalah korupsi seperti teguran keras Allah Surat At Taubah : 24



(Katakan; jika ayahmu, anakmu, saudaramu, istrimu, keluargamu, perusahaanmu, rumahmu lebih kau cintai daripada Allah dan Rasul daripada bersungguh-sungguh di jalan Allah. Tunggulah siksa Allah tiba. Allah tidak memberi petunjuk pada orang fasek)

ALLAHUAKBAR X2 WALILLAHILHAMD

Bangsa Indonesia sedang dilanda dua penyakit berbahaya yaitu korupsi dan radikalisasi yang mengancam kelestarian NKRI. Radikalisasi melahir kan ketidakrukunan.
Radikalisasi melahirkan terorisme yang korbannya bisa siapa saja yang tak berdosa. Ini diperkuat data Polri sudah menangkap lebih dari 700 teroris beserta jaringannya namun teroris terus merekrut kader kader baru usia muda (16 - 33 thn). Kita tak bisa menyadarkan kesalahan mereka. Residivis teroris, begitu keluar dari penjara langsung bergabung dengan teroris yang belum tertangkap dan melakukan teror baru. Penjara tak bisa men-jerakan Doktrin agama sulit disadarkan pada persoalan lazim.
Tugas negara secara holistik membasmi korupsi dan radikalisasi. Ada 3 (tiga) radikalisasi yang dominan perlu dikaji dan diantisipasi yaitu:
Radikalisasi agama memahami agama keliru terutama dalam memaknai tentang jihad. Radikalisasi kebebasan, memahami kebebasan nirbatas, bebas menafsirkan kitab suci tanpa merujuk kaidah tafsir. Bebas tafsirkan UU saja timbul kekacauan, apalagi menafsirkan agama?
Radikalisasi HAM, tafsirkan HAM tak pakai konvensi internasional bahkan mengabaikan agama. Menuduh melanggar HAM ketika aparat keras terhadap anarkhis. Pornografi diartikan sebagai ekspresi kebebasan yang tak boleh dikekang. Menuduh diskriminatif ketika mengatur wanita bepergian setelah jam 22.00 harus dengan muhrim. Menuduh berpikir kotor ketika mengajak wanita menutup aurot (ingat, kebebasan dan HAM bangsa Indonesia harus mengacu ajaran Tuhan Yang Maha Esa) sesuai Pancasila.

ALLAHUAKBAR 2X WALILLAHILHAMD

Kini kita bicara masalah korupsi. Korupsi melahirkan kemiskinan, kebodohan dan kekufuran. Jurang antara miskin dan kaya semakin lebar. Menjauhkan bangsa Indonesia dari kecerdasan dan kemakmuran. Setidak nya ada 4 hal kenapa korupsi sulit dibasmi
Pertama; hukuman koruptor sangat ringan. Hukum hanya bagai sarang labah-labah hanya menjaring yang kecil-kecil dan hukum hanya ditegakkan untuk orang kecil. Jika pelanggarnya pejabat/penguasa hukum tidak berdaya. Sabda Nabi dalam Hadis Nasai Juz VIII/444 - 445:


Kerusakan orang2 terdahulu adalah karena hukum tidak ditegakkan pada penguasa yang jahat. Hukum hanya ditegakkan bagi orang biasa/ rakyat biasa.

Kedua; Hilangnya rasa malu bahkan bangga jika bisa kaya dengan cara apapun termasuk korupsi. Kata korupsi kini kehilangan daya ”sengat” Sebagai bahasa kata korupsi dirasa mandul kehilangan daya makna. Kata korupsi tak lagi merangsang kemampuan kognitif untuk mengidentikkan dengan kejahatan bahkan koruptor diangkat alam bawah sadar kita ke kasta paling agung dari sekian jenis kejahatan.
Ketiga; masyarakat lebih hormat pada koruptor kaya ketimbang pada orang miskin yang jujur. Padahal koruptor merampok uang rakyat yang dihimpun dari pajak guna mencerdaskan dan memakmurkan rakyat. Koruptor Gayus dan antek-anteknya hanya adil jika dihukum mati bukan cuma dihukum ringan bisa pestapora dalam penjara semalam habiskan uang 4 miliar? . Secara terang-terangan Gayus dan antek-anteknya telah meledek kita yang bermoral ini
Keempat: diskriminasi hukum, menyidik tersangka koruptor jika pejabat harus ijin presiden. Ini diskriminasi hukum paling nyata sehingga azas equality before the law, azas hukum cepat sederhana, terhambat.
Ada indikasi saling bungkam saling sandera. Kejujuran jadi suatu yang sangat mahal dan langka. Allah mennyindir; ”BALINSANU ’ALANAF SIHIBASHIROH,WALAUALQOMA’ADZIROH” (Manusia paling tahu atas dirinya,  jujur atau dusta walau berjuta alasan mengelaknya) Di dunia kita bisa saling bungkam, di akhirat kita tak bisa membungkam satu patah kata pun. Akan bicara tangan kita, kaki kita, kulit kita, tentang apa saja yang kita perbuat sedang mulut terkatup sebagai saksi; seperti firman Allah:



 (QS Yasin ayat 65 dan ANNUR ayat 24)

ALLAHUAKBAR X 3 WALILLAHILHAMD

Untuk basmi korupsi maka koruptor harus dipermalukan dan harus dimiskinkan. Di kesempatan yang mulia ini dari desa Sukmajaya Depok ini saya selaku pribadi mengusulkan terobosan hukum sangat FENOMENAL dan Insya Allah akan dicatat dalam tinta emas sejarah. Yaitu:
Memodifikasi hukum Allah, misalnya; bagi koruptor nominal 100 juta dipenjara minimal 5 tahun lalu dipotong satu jari tangan, nominal 200 juta dipenjara minimal 10 tahun lalu dipotong dua jari tangan, nominal 300 juta selain dipenjara minimal 15 tahun juga diptong 3 jari tangannya dan seterusnya jika 1 miliar selain dipenjara minimal 50th juga  dipotong 10 jari tangan. Nilai 1 miliar lebih - 1,5 miliar selain dipenjara minimal 55th, dipotong 1 pergelangan tangan Nilai 1,5 miliar lebih sampai 2 miliar dipenjara minimal 60th juga dipotong dua pergelangan tangannya, nilai 2 miliar lebih sampai 2,5 miliar dipenjara minimal 60th dipotong satu siku tangan Nilai 2,5 miliar lebih sampai 3 miliar dipenjara 65th dipotong dua siku tangan, nilai 3 miliar lebih sampai 4 miliar dipenjara 70th dipotong satu bahu tangan. Nilai 4 miliar lebih sampai 5 miliar dipenjara minimal 75th dan dipotong dua bahu tangan. Nilai 5 miliar lebih dihukum mati. Semua hukuman tadi ditambah lagi menyita semua harta para koruptor sehinga selain dipermalukan juga dimiskinkan oleh UU.
Sedangkan untuk memerangi teroris tak hanya andalkan power approach tetapi juga soft power dengan program deradikalisasi, menyadarkan teroris memahami agama secara benar dan bijak. Program ini tak bisa dilakukan satu lembaga saja. Harus holistik, konseptual integrited, libatkan banyak pihak. Misal Depag, Depkumham, Depsos, Depdiknas, Depdagri, Depkominfo, Ulama, Ex teroris, media massa, Polri dan BNPT yang paling tahu data dan fakta. Dengan demikian akan ditemukan metode kurikulum deradikalisasi yang tepat. Peran keluarga harus peka terhadap perubahan sikap/ perilaku anggota keluarganya ini penting karena “deradikalisasi” juga dilakukan para teroris. Mereka mengubah pola radikal keras ke dakwah bilkoul bilhal. Tampil sebagai mubaligh pada umumnya tetapi menyelipkan ayat-ayat keras membakar jihad.
Orang yang baru semangat belajar agama jadi sasaran kaderisasi teroris menjadikan mereka calon-calon manten’, istilah pelaku bom bunuh diri mengatasnamakan jihad. Makna jihad tak harus perang/kekerasan. Tapi bersungguh-sungguh di jalan Allah termasuk membangun masjid, (manbana masjidan banallahulahu baitan filjannah), menyembelih korban di hari Adha ini lebih unggul dari jihad dan gugur di medan perang

ALLAHUAKBAR X 2 WALILLAHILHAMD

Kita kini dijaman edan, kebohongan dihormati kejujuran dinista. Mari kita perbanyak doa-doa Nabi Ibrahim yang tersurat dalam AlQur’an
Ya Allah Dikau telah karuniakan kami dengan tumbuh dewasa anak–anak kami jadikanlah kami dan keturunan kami hamba-hambaMu yang menegakkan sholat Ya Allah Engkau Maha Mengabulkan segala doa kami.

Ya Allah jadikan kami hambaMu yang taat hukum dan penegak hukum yang adil, jujur, dan satukan kami bersama orang-orang shaleh sampai akhir hayat. Sehingga kami dan anak turun kami pantas menjadi pewaris surgaMu yang agung.
Ya Allah ampuni dan tolonglah saudara-saudara kami bangsa Palestina agar dapat memperoleh kemerdekaannya yang hakiki dan abadi. Ya Allah sadarkan saudara-sau dara kami di Libya agar kembali ke jalan Mu tidak saling bunuh diantara mereka hanya karena dunia yang fana dan penuh tipu daya. Ya Allah sadarkan kami kaum Muslimin seluruh dunia agar tidak mau diadu domba oleh kaum imperialis manapun yang anti Islam karena mereka hanya ingin memecah belah umat Muslimin di seluruh dunia.
Ya Allah tolonglah dan menangkanlah kami umat Islam dalam melawan zionis Israel dan sekutu-sekutunya yang sangat dhalim menginjak-injak HAM dan rasa keadilan. Sadarkan semua bangsa di muka bumi dan gerakkan hati semua bangsa di muka bumi untuk melawan kezaliman zionis Israel dan sekutu-sekutunya

*) DR. Anton Tabah, Jenderal Polri (aktif), Staf Ahli Kapolri, Kolumnis,
 
Dosen Tamu di Berbagai Perguruan Tinggi, Komisaris Utama CV Sahabat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar