Khotbah Idul Adha
1432 H.
Di Depok Jawa Barat,
6 Nopember 2011
CARA EFEKTIF
MEMBASMI
KORUPSI DAN
RADIKALISASI
Oleh : DR Anton
Tabah **)
Segala puji kita persembahkan kepada
Allah, yang telah mengutus Nabi Muhammad Saw sebagai utusan akhir zaman membawa
agama yang benar penyempurna agama-agama terdahulu dan dengan wahyu AlQur’an
untuk memberi kabar gembira (surga) bagi orang-orang yang beriman pada alQur’an
dan memberi kabar duka (neraka) bagi orang-orang yang berkata bahwa Allah punya
putra. (Surat Alkahfi ayat 4)
Hari ini umat Islam sedunia merayakan
hari raya Idul Adha/Idul qurban simbol cinta manusia kepada Allah diatas
segalanya. Ajaran Cinta kepada Allah diatas segalanya; menjadi makin penting
difahami ketika manusia kehilangan jatidiri dan substansinya sebagai manusia
karena tak lagi mendominankan Tuhan dalam hidup. Yang dominan sifat hedonis, realistis, materialistis dan individualistis.
Saking individualistisnya tak tahu jika ada pembunuhan di rumah tetangga yang hanya bersekat tembok
Idul Adha sebuah re-edukasi tentang substansi manusia ketika
Allah memerintahkan Ibrahim mengorbankan sesuatu yang sangat dicintai sebagai
implementasi iman sekaligus ujian cintanya kepada Allah.
Ibrahim adalah simbol manusia sempurna
yang cinta kepada Allah melebihi cintanya pada apapun. Ibrahim simbol manusia genius pemberani demokratis tidak otoriter
mengutamakan dialog baik pada keluarga ketika minta pendapat putranya (Ismail)
tentang perintah Allah untuk mengorbankannya dan dialog kepada masyarakat
ketika mengajak menyembah Allah Yang Esa. Juga dialog intra persona ketika
mencari Tuhan.
Dari sekian dialog, dialog dengan
masyarakat bisa kita jadikan pelajaran. Ibrahim bertanya “Kenapa menyembah
berhala yang tak berakalbudi?”. Mereka menjawab, “kami cuma ikuti cara
ibadah nenek moyang kami”. Ibrahim menjawab, “ibadah yang ikut-ikutan tanpa ilmu sangat dibenci oleh Allah dan Rosulnya.
Ajaran Ibrahim ini sangat lekat persamaan dengan ajaran Muhammad SAW, sehingga setiap sholawat dalam sholat
kita selalu berdoa untuk dua Nabi agung ini. Begitu pula larangan ikut-ikutan
dalam ibadah tanpa mengetahui ilmunya. Dalam Islam disebut ”taqlid” terlarang. Sesuai firman Allah dalam surat Isro’ ayat 36.
Artinya; Jangan kau kerjakan (agama) jika belum tahu
ilmunya karena pendengaran, penglihatan dan pemahaman agama akan dimintai
pertanggungjawabannya oleh Allah.
Belajar ilmu agama hukumnya
wajib ain, tak boleh diwakilkan. Hadis: ”Tholabul’ilmifaridhotunalakullimusliminwamuslimat”
Ilmu apa yang wajib bagi setiap Muslim? yaitu; ayatun muhkamah (Qur’an) sunatun
muttaba’ah (Hadis) Memahami ilmu Qur’an dan Hadis adalah fardhu ain.
(QS.VII/179) Relevan dengan hadis ”jika seseorang dikehendaki menjadi orang
baik, ia difahamkan pada agama.” Sedang
memahami ilmu-ilmu selain Qur’an dan Hadis hukumnya fardhu kifayah
(keterwakilan).
Ismail, lambang kebendaan materi
duniawi, harus dikesampingkan ketika seorang telah berikrar beriman dan
bertaqwa pada Allah agar manusia tidak cinta dunia melebihi cintanya pada
Allah. Ismail lambang kebendaan duniawi yang
justru dikejar-kejar oleh manusia seperti sabda Nabi SAW; hancur manusia jika cinta dunia dan takut kehilangan “DUNIA”
Ismail-Ismail itu bisa berupa harta, perusahaan,
kekuasaan, rumah, jabatan, keluarga, anak dan lain-lain yang mereka lebih
cintai dr pada Allah dan Rasulnya. Inilah makna “hubbuddun-ya” akar masalah
korupsi seperti teguran keras Allah Surat At Taubah : 24
(Katakan;
jika ayahmu, anakmu, saudaramu, istrimu, keluargamu, perusahaanmu, rumahmu
lebih kau cintai daripada Allah dan Rasul daripada bersungguh-sungguh di jalan
Allah. Tunggulah siksa Allah tiba. Allah tidak memberi petunjuk pada orang
fasek)
ALLAHUAKBAR X2 WALILLAHILHAMD
Bangsa Indonesia sedang dilanda dua penyakit berbahaya yaitu korupsi dan radikalisasi yang mengancam kelestarian NKRI. Radikalisasi
melahir kan ketidakrukunan.
Radikalisasi melahirkan terorisme yang korbannya bisa siapa
saja yang tak berdosa. Ini diperkuat data Polri sudah menangkap lebih dari 700
teroris beserta jaringannya namun teroris terus merekrut kader kader baru usia
muda (16 - 33 thn). Kita tak bisa menyadarkan kesalahan mereka. Residivis teroris,
begitu keluar dari penjara langsung bergabung dengan teroris yang belum
tertangkap dan melakukan teror baru. Penjara tak bisa men-jerakan Doktrin agama
sulit disadarkan pada persoalan lazim.
Tugas negara secara holistik membasmi
korupsi dan radikalisasi. Ada 3 (tiga) radikalisasi yang dominan perlu dikaji
dan diantisipasi yaitu:
Radikalisasi agama memahami agama keliru
terutama dalam memaknai tentang jihad. Radikalisasi kebebasan, memahami
kebebasan nirbatas, bebas menafsirkan
kitab suci tanpa merujuk kaidah tafsir. Bebas tafsirkan UU saja timbul
kekacauan, apalagi menafsirkan agama?
Radikalisasi HAM, tafsirkan HAM tak pakai konvensi internasional bahkan mengabaikan agama.
Menuduh melanggar HAM ketika aparat keras terhadap anarkhis. Pornografi
diartikan sebagai ekspresi kebebasan yang tak boleh dikekang. Menuduh
diskriminatif ketika mengatur wanita bepergian setelah jam 22.00 harus dengan
muhrim. Menuduh berpikir kotor ketika mengajak wanita menutup aurot (ingat, kebebasan
dan HAM bangsa Indonesia harus mengacu ajaran Tuhan Yang Maha Esa) sesuai
Pancasila.
ALLAHUAKBAR 2X WALILLAHILHAMD
Kini kita bicara masalah korupsi. Korupsi melahirkan kemiskinan, kebodohan dan kekufuran. Jurang antara
miskin dan kaya semakin lebar. Menjauhkan bangsa Indonesia dari kecerdasan dan
kemakmuran. Setidak nya ada 4 hal kenapa korupsi sulit dibasmi
Pertama; hukuman
koruptor sangat ringan. Hukum hanya bagai sarang labah-labah hanya menjaring
yang kecil-kecil dan hukum hanya ditegakkan untuk orang kecil. Jika pelanggarnya pejabat/penguasa hukum tidak berdaya. Sabda Nabi dalam Hadis Nasai Juz VIII/444 - 445:
Kerusakan orang2 terdahulu adalah karena hukum tidak ditegakkan pada
penguasa yang jahat. Hukum hanya ditegakkan bagi orang biasa/ rakyat biasa.
Kedua;
Hilangnya rasa malu bahkan bangga jika bisa kaya dengan cara apapun termasuk
korupsi. Kata korupsi kini kehilangan daya ”sengat” Sebagai bahasa kata korupsi
dirasa mandul kehilangan daya makna. Kata korupsi tak lagi merangsang kemampuan
kognitif untuk mengidentikkan dengan kejahatan bahkan koruptor diangkat alam
bawah sadar kita ke kasta paling agung dari sekian jenis kejahatan.
Ketiga;
masyarakat lebih hormat pada koruptor kaya ketimbang pada orang miskin yang
jujur. Padahal koruptor merampok uang rakyat yang dihimpun dari pajak guna
mencerdaskan dan memakmurkan rakyat. Koruptor Gayus dan antek-anteknya hanya
adil jika dihukum mati bukan cuma dihukum ringan bisa pestapora dalam penjara semalam
habiskan uang 4 miliar? . Secara
terang-terangan Gayus dan antek-anteknya telah meledek kita yang bermoral ini
Keempat:
diskriminasi hukum, menyidik tersangka koruptor jika pejabat harus ijin
presiden. Ini diskriminasi hukum paling nyata sehingga azas equality before the law, azas hukum
cepat sederhana, terhambat.
Ada indikasi saling bungkam saling
sandera. Kejujuran jadi suatu yang sangat mahal dan langka. Allah mennyindir; ”BALINSANU
’ALANAF SIHIBASHIROH,WALAUALQOMA’ADZIROH” (Manusia paling tahu atas dirinya, jujur atau dusta walau berjuta
alasan mengelaknya) Di dunia kita bisa saling bungkam, di akhirat kita tak bisa membungkam satu patah kata pun. Akan bicara tangan
kita, kaki kita, kulit kita, tentang apa saja yang kita perbuat sedang mulut
terkatup sebagai saksi; seperti firman Allah:
(QS Yasin ayat 65 dan ANNUR
ayat 24)
ALLAHUAKBAR
X 3 WALILLAHILHAMD
Untuk basmi korupsi maka koruptor harus
dipermalukan dan harus dimiskinkan. Di kesempatan yang mulia ini dari desa Sukmajaya Depok ini saya selaku pribadi
mengusulkan terobosan hukum sangat FENOMENAL dan Insya Allah akan dicatat dalam tinta emas sejarah. Yaitu:
Memodifikasi hukum Allah, misalnya;
bagi koruptor nominal 100 juta dipenjara minimal 5 tahun lalu dipotong satu
jari tangan, nominal 200 juta dipenjara minimal 10 tahun lalu dipotong dua jari
tangan, nominal 300 juta selain dipenjara minimal 15 tahun juga diptong 3 jari
tangannya dan seterusnya jika 1 miliar selain dipenjara minimal 50th juga dipotong 10 jari tangan. Nilai 1 miliar lebih
- 1,5 miliar selain dipenjara minimal 55th, dipotong 1 pergelangan tangan Nilai
1,5 miliar lebih sampai 2 miliar dipenjara minimal 60th juga dipotong dua
pergelangan tangannya, nilai 2 miliar lebih sampai 2,5 miliar dipenjara minimal
60th dipotong satu siku tangan Nilai 2,5 miliar lebih sampai 3 miliar dipenjara
65th dipotong dua siku tangan, nilai 3 miliar lebih sampai 4 miliar dipenjara
70th dipotong satu bahu tangan. Nilai 4 miliar lebih sampai 5 miliar dipenjara
minimal 75th dan dipotong dua bahu tangan. Nilai 5 miliar lebih dihukum mati. Semua
hukuman tadi ditambah lagi menyita semua harta para koruptor sehinga selain
dipermalukan juga dimiskinkan oleh UU.
Sedangkan untuk memerangi teroris tak
hanya andalkan power approach tetapi
juga soft power dengan program
deradikalisasi, menyadarkan teroris memahami agama secara benar dan bijak.
Program ini tak bisa dilakukan satu lembaga saja. Harus holistik, konseptual integrited, libatkan banyak pihak. Misal
Depag, Depkumham, Depsos, Depdiknas,
Depdagri, Depkominfo, Ulama, Ex teroris, media massa, Polri dan BNPT yang
paling tahu data dan fakta. Dengan demikian akan ditemukan metode kurikulum
deradikalisasi yang tepat. Peran keluarga harus peka terhadap perubahan sikap/ perilaku anggota keluarganya ini penting karena “deradikalisasi”
juga dilakukan para teroris. Mereka mengubah pola radikal keras ke dakwah
bilkoul bilhal. Tampil sebagai mubaligh pada umumnya tetapi menyelipkan
ayat-ayat keras membakar jihad.
Orang yang baru semangat belajar agama
jadi sasaran kaderisasi teroris menjadikan mereka calon-calon ‘manten’, istilah pelaku bom bunuh diri mengatasnamakan jihad. Makna jihad tak harus
perang/kekerasan. Tapi bersungguh-sungguh di jalan Allah termasuk membangun
masjid, (manbana masjidan banallahulahu baitan filjannah),
menyembelih korban di hari Adha ini lebih unggul dari jihad dan gugur di medan perang
ALLAHUAKBAR X 2 WALILLAHILHAMD
Kita kini dijaman edan, kebohongan
dihormati kejujuran dinista. Mari kita perbanyak doa-doa Nabi Ibrahim yang
tersurat dalam AlQur’an
Ya Allah Dikau telah karuniakan
kami dengan tumbuh dewasa anak–anak kami jadikanlah kami dan keturunan kami
hamba-hambaMu yang menegakkan sholat Ya Allah Engkau Maha Mengabulkan segala doa kami.
Ya Allah jadikan kami hambaMu yang taat hukum dan penegak hukum yang adil,
jujur, dan satukan kami bersama orang-orang shaleh sampai akhir hayat. Sehingga
kami dan anak turun kami pantas menjadi pewaris surgaMu yang agung.
Ya Allah ampuni dan tolonglah saudara-saudara kami bangsa Palestina agar
dapat memperoleh kemerdekaannya yang hakiki dan abadi. Ya Allah sadarkan
saudara-sau dara kami di Libya agar kembali ke jalan Mu tidak saling bunuh
diantara mereka hanya karena dunia yang fana dan penuh tipu daya. Ya Allah
sadarkan kami kaum Muslimin seluruh dunia agar tidak mau diadu domba oleh kaum
imperialis manapun yang anti Islam karena mereka hanya ingin memecah belah umat
Muslimin di seluruh dunia.
Ya Allah tolonglah dan menangkanlah kami umat Islam dalam melawan zionis
Israel dan sekutu-sekutunya yang sangat dhalim menginjak-injak HAM dan rasa
keadilan. Sadarkan semua bangsa di muka bumi dan gerakkan hati semua bangsa di
muka bumi untuk melawan kezaliman zionis Israel dan sekutu-sekutunya
*) DR. Anton Tabah,
Jenderal Polri (aktif), Staf Ahli Kapolri, Kolumnis,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar